Ilustrasi. (Foto: Militer China)
JAKARTA - Modernisasi militer China semakin memprioritaskan peperangan nonkonvensional, menekankan keunggulan teknologi dan efektivitas biaya daripada kekuatan kasar. Salah satu contoh dari hal ini adalah pengembangan senjata laser.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dilaporkan telah mengembangkan senjata laser berenergi tinggi, yang mampu menetralkan ancaman udara, melumpuhkan infrastruktur, dan menegakkan blokade. Di tengah ketegangan yang meningkat atas Taiwan, Beijing dilaporkan mempercepat upaya penyempurnaan teknologi ini dan mengintegrasikannnya ke dalam persenjataannya.
Kemajuan China dalam teknologi senjata laser menandai pergeseran strategis dalam doktrin militernya, yang lebih mengutamakan peperangan berbasis presisi daripada senjata konvensional, demikian dilansir Hong Kong Post, Sabtu, (21/6/2025).
Senjata Laser China di Selat Taiwan
Dengan menyebarkan sistem laser di Selat Taiwan, Beijing bertujuan untuk meningkatkan keunggulan militernya sekaligus mengurangi ketergantungan pada persediaan rudal yang mahal. Tidak seperti rudal balistik dan jelajah tradisional, senjata laser menawarkan solusi berbasis energi yang dapat digunakan kembali yang mampu menetralkan ancaman dengan akurasi yang tepat.
Efisiensi ini sejalan dengan tujuan China yang lebih luas untuk mempertahankan operasi jangka panjang dengan kerusakan tambahan yang minimal. Saat ketegangan meningkat, Beijing mempercepat upayanya untuk mengintegrasikan laser berenergi tinggi ke dalam persenjataannya, memposisikannya sebagai alat penting dalam modernisasi militernya.
Potensi penyebaran sistem ini menggarisbawahi komitmen China untuk mendominasi Selat Taiwan, menggunakan teknologi mutakhir untuk mencegah serangan balasan dan menegakkan klaim teritorial. Pendekatan ini mencerminkan strategi yang diperhitungkan untuk membentuk kembali dinamika peperangan sambil memperkuat pengaruh geopolitik Beijing di kawasan tersebut.