Serangan rudal Iran membobol sistem pertahanan udara di Kota Haifa, Israel (Foto: X)
JAKARTA - Iran kembali mengguncang kawasan Timur Tengah dengan melancarkan serangan rudal ke kota Haifa, Israel, pada pertengahan Juni 2025. Serangan itu menghantam kilang minyak terbesar Israel yang dioperasikan Bazan Group.
Tiga orang pekerja tewas, sementara kilang minyak mengalami kerusakan parah. Pemerintah Iran menyatakan serangan ini merupakan bentuk balasan atas serangan udara Israel sebelumnya yang menyasar fasilitas minyak dan gas strategis di wilayah Iran, termasuk ladang gas South Pars dan depot minyak di Teheran.
Serangan balasan Iran tidak hanya menargetkan Haifa, tetapi juga menjangkau Tel Aviv dengan total peluncuran lebih dari 150 rudal balistik. Sasaran utama serangan ini adalah infrastruktur energi dan fasilitas militer strategis Israel. Kilang minyak di Haifa, yang memiliki kapasitas produksi sekitar 197 ribu barel per hari, langsung dihentikan operasinya setelah mengalami kerusakan pada sistem pembangkit listrik internalnya.
Serangan ini menimbulkan dampak besar bagi sektor energi Israel. Penutupan total kilang tersebut tidak hanya mengganggu pasokan energi domestik, tetapi juga berpotensi memicu lonjakan harga minyak global. Iran memanfaatkan kekuatan rudalnya untuk memberikan tekanan politik dan ekonomi terhadap Israel, sekaligus menunjukkan negara itu masih memiliki kemampuan militer yang mumpuni dalam merespons serangan langsung ke wilayahnya.
Pemerintah Israel belum merespons secara terbuka mengenai serangan ini, namun situasi di kawasan terus memanas. Sementara itu, komunitas internasional, termasuk negara-negara anggota G7 dan Uni Eropa, menyerukan deeskalasi dan mendorong kedua pihak untuk menahan diri guna menghindari perang terbuka berskala penuh.
Iran menegaskan sebetulnya tidak menginginkan perang, namun akan terus membalas setiap bentuk serangan yang dianggap mengancam kedaulatan dan infrastruktur negaranya. Serangan ke Haifa menunjukkan konflik Iran-Israel telah memasuki fase yang lebih terbuka dan berbahaya, dengan risiko meluas ke kawasan regional yang lebih luas.
(Arief Setyadi )