Tingkat Fertilitas Dunia Turun ke Tingkat Terendah, PBB Peringatkan Krisis Populasi

1 day ago 6

Tingkat Fertilitas Dunia Turun ke Tingkat Terendah, PBB Peringatkan Krisis Populasi

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

JAKARTA – Tingkat fertilitas di seluruh dunia mengalami penurunan yang sangat siginifikan dan belum pernah terjadi sebelumnya, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Fenomena ini menyebabkan jutaan orang tidak dapat memiliki jumlah anak sesuai dengan keinginan mereka, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan dampak sosial dan demografis yang luas.

“Kita sedang menyaksikan penurunan tingkat fertilitas global yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Dr. Natalia Kanem, Kepala Dana Populasi PBB (United Nations Populations Fund/UNFPA). Ia menambahkan bahwa meski banyak orang ingin memiliki lebih dari dua anak mereka terkendala oleh fenomena ini.

“Penurunan fertilitas ini terutama disebabkan oleh perasaan tidak mampu membangun keluarga sesuai keinginan mereka. Ini adalah krisis nyata,” ujarnya, sebagaimana dilansir BBC

Penurunan Fertilitas di Berbagai Negara

Laporan PBB ini didasarkan pada survei yang mencakup sejumlah negara dengan tingkat pendapatan dan fertilitas yang beragam, seperti Korea Selatan, Italia, Hungaria, Swedia, Brasil, Meksiko, Amerika Serikat, India, Maroko, Afrika Selatan, dan Nigeria. Negara-negara tersebut mewakili sekitar sepertiga populasi dunia.

Survei mengungkapkan bahwa 39% responden merasa terbatas secara finansial sehingga tidak dapat memiliki anak sebanyak yang mereka inginkan. Angka ini paling tinggi di Korea Selatan dengan 58% dan terendah di Swedia sebesar 19%.

Hanya sekira 12% responden yang menyatakan bahwa infertilitas menjadi alasan mereka tidak bisa memiliki jumlah anak yang diinginkan. Namun, angka tersebut lebih tinggi di beberapa negara, seperti Amerika Serikat (16%), Thailand (19%), Nigeria (14%), dan India (13%).

Pandangan Para Ahli

“Menyebut ini sebagai krisis mencerminkan perubahan yang signifikan,” kata ahli demografi Finlandia Anna Rotkirch.

Ia menyoroti bahwa umumnya lebih banyak orang yang memiliki anak lebih sedikit dari yang mereka inginkan dibandingkan yang memiliki anak lebih banyak dari yang diharapkan. Rotkirch juga terkejut mengetahui bahwa 31% responden berusia di atas 50 tahun melaporkan memiliki lebih sedikit anak daripada yang mereka inginkan.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |